Surabaya - Bentrok antara aparat TNI dengan warga di Kebumen, Jawa Tengah yang dipicu penolakan uji coba Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) milik TNI AD berupa meriam Howitser, berdampak pada pengalihan lokasi pengujiannya.
Mabes TNI AD kemudian memutuskan untuk memindahkan lokasi uji coba dari Kebumen ke kawasan Air Shooting Range (lapangan tembak udara) di wilayah Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang.
Meriam KH 178 |
Uji coba ini sendiri dilaksanakan, Selasa (19/4/2011) siang, yang dihadiri sejumlah Perwira Tinggi dari Mabes TNI AD di Jakarta bersama sejumlah konsultan Alutsista yang terbang langsung ke kawasan air shooting range Desa Pandanwangi, dengan menggunakan sebuah helikopter milik TNI AD.
Dalam rombongan Perwita Tinggi Mabes TNI AD ini, terdapat Asisten Operasional (ASOPS) KSAD Mayjend Hariyadi Soetanto bersama Panglima Divisi 2 Kostrad, Asrena KSAD. Wadan Pusen Armed dan sejumlah konsultan dalam negeri yang menghubungkan dengan pabrik alutsista di Korea Selatan yang khusus mendatangkan meriam Howitser keliber 105 yang diuji-cobakan kali ini.
Dalam uji coba ini, Mayjend Hariyadi Soetanto kepada detiksurabaya.com menyampaikan, pemilihan areal Air Shooting Range di Desa Pandanwangi ini, dipilih karena memang merupakan daerah latihan untuk dicoba untuk senjata.
”Yang ideal memang uji coba meriam Howitser yang baru kami datangkan dari Korea Selatan ini dilaksanakan di sini. Kalau di Kebumen, jangkauan tembaknya tidak mencapai jarak ideal 11,8 kilometer. Tadinya memang mau diuji-cobakan di Kebumen, tapi jaraknya tidak sampai. Sedangkan kalau di lapangan tembak Pandanwangi, bisa mencapai jarak ideal 11,8 kilometer,” bebernya.
Dikatakan lebih lanjut oleh ASOPS KSAD ini, alutsista jenis Howitser 105 yang diberi dari Korea Selatan ini berjumlah 18 pucuk. Sedianya yang di ujicobakan di kawasan Air Shooting Range Desa Pandanwangi, sebanyak 6 pucuk yang dipilih secara random.
”Setelah nanti dipastikan semuanya telah di ujicobakan dan berfungsi baik, maka akan ditempatkan sebagai alutsista untuk Armed Kostrad di Purwakarta. Selanjutnya, TNI AD akan mengembangkan penambahan meriam Howitser dari Korea Selatan ini, sampai jumlah keseluruhan 54 pucuk,” urai Mayjend Hariyadi Soetanto.
Dalam ujicoba meriam Howitser yang dilajksanakan di areal tertutup untuk umum ini, dinyatakan ASOPS KSAD berjalan bagus.
”Tadi uji-cobanya bagus. Amat sangat layak untuk kemudian ditindaklanjuti sebagai bagian untuk memenuhi Alutista Angkatan Darat. Tadi, 78 butir peluru kaliber 105 yang ditembakkan dari meriam Howitser yang didatangkan dari Korea Selatan. Akurasinya bagus, dan berkisar antara 21 meter saja. Dan untuk tembakan armed itu sangat bagus. Sejauh ini memang ada kerjasama dengan Korea Selatan. Untuk alutsista TNI AD, 18 pucuk dengan keseluruhan 54 pucuk meriam dari Korea Selatan ini,” sambungnya.
Seputar insiden bentrok antara aparat TNI AD dengan warga di Kebumen, Mayjend Hariyadi Soetanto berpendapat, sangat mungkin dalam peristiwa itu ada kelompok-keompok tertentu yang mempunya kepentingan hingga menyebabkan bentrokan tersebut terjadi. ”Kan wilayah itu tanah TNI AD. Tapi, saya tidak begitu tahu siapa orang atau kelompok-kelompok itu,” pungkas Mayjend Hariyadi Soetanto.
(Sumber : DetikNews.Com)